Fadli Zon mengunggah foto bersama Mbah Moen. (Dok Twitter Fadli Zon)
Jakarta - Pendukung capres petahana Joko Widodo (Jokowi) meminta Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta maaf kepada KH Maimun Zubair (Mbah Moen) terkait puisi 'Doa yang Ditukar'. Mereka berniat mengambil langkah hukum jika permintaan maaf tak dilakukan Fadli.
"Sebagai santri, kami akan menerima permintaan maaf Fadli Zon jika dilakukan secara ikhlas, tertulis, dan terbuka. Jika tidak, kami akan menempuh jalur hukum," kata Ketua Umum Relawan Millenial Jokowi Ma'ruf (Remaja), Misbahul Ulum, lewat keterangan tertulis, Jumat (8/2/2019)
Hal ini disampaikan Misbahul saat Remaja menggelar Diskusi dan Q&A di studio YouTube Remaja bersama Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan. Dalam diskusi tersebut, dibahas kasus hoax dan ujaran kebencian yang sering kali dilakukan dalam black campaign.
Misbahul menyayangkan puisi Fadli yang dinilai berisi penghinaan. Menurutnya, hal itu tidak pantas dilakukan seorang anggota Dewan.
"Sebagai Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon harusnya sadar bahwa ia mewakili wajah rakyat Indonesia. Tidak layak bagi seorang pejabat publik menghina. Apalagi jika ditujukan kepada ulama sepuh yang dihormati semua kalangan seperti Mbah Moen," kata Misbahul, yang juga menjabat Wakil Direktur Penggalangan dan Jaringan TKN Jokowi-Ma'ruf.
Sebelumnya, tuntutan agar Fadli menyampaikan permintaan maaf juga disampaikan santri Kudus. Mereka membuat sebuah puisi perlawanan untuk memprotes puisi Fadli Zon.
Polemik puisi 'Doa yang Ditukar' yang ditulis Wakil Ketua DPR Fadli Zon menggelinding bak bola salju.
Fadli Zon angkat bicara mengenai aksi santri tumplek blek memprotes puisinya. Fadli menegaskan puisi 'Doa yang Ditukar' tak ditujukan kepada KH Maimun Zubair atau Mbah Moen.
"Saya sudah menyatakan waktu menjawab Menteri Agama juga bahwa itu sama sekali bukan untuk Pak Kiai Maimun Zubair, Mbah Moen. Tidak ada dan tidak ada sedikit pun indikasi ke sana," kata Fadli Zon saat dihubungi.
Fadli meminta semua pihak tidak membuat interpretasi atas puisinya yang berpotensi melarut-larutkan masalah. Dia sekali lagi menegaskan puisi 'Doa yang Ditukar' bukan ditujukan kepada Mbah Moen.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku sangat menghormati sosok Mbah Moen. Dia memandang ada pihak yang mencoba mempolitisasi perdebatan mengenai puisinya. Fadli menegaskan dia tidak sedang menghina Mbah Moen dengan puisi 'Doa yang Ditukar'.
Menurutnya, puisi 'Doa yang Ditukar' ditujukan kepada penguasa. Fadli tak memerinci penguasa siapa yang dimaksud, tetapi jelas menurutnya penguasa itu bukan Mbah Moen.
No comments:
Post a Comment