Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengingatkan masyarakat, khususnya warga Nahdlatul Ulama ( NU) untuk mewaspadai penyebaran berita bohong di media sosial yang kian massif dan tumbuh subur.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini menyinggung fenomena Post-Truth. Di mana dasar kebenaran informasi yang diterima masyarakat hanya dilandaskan pada kepercayaan. Bukan pada fakta yang seharusnya menjadi poin penting dalam menyerap informasi yang beredar di media sosial. Penyebaran berita bohong dan fenomena Post-Truth pun semakin tak terbendung.
"Sehingga kabar tersebut dianggap benar oleh masyarakat, yang pada akhirnya melahirkan semburan-semburan kebohongan (firehose of falsehood) yang sangat membahayakan persatuan dan kesatuan," kata Khofifah saat menghadiri Istigasah dan Doa Bersama untuk Bangsa di Kabupaten Mojokerto, Rabu (3/4).
"Waspada dengan selalu berzikir, bersalawat, mudah-mudahan Jawa Timur tetap menjadi provinsi yang aman, nyaman, dan lebih baik," ajak mantan Menteri Sosial ini.
Di acara yang digelar PCNU Kabupaten Mojokerto ini, Khofifah juga mengajak Nahdliyin atau sebutan warga NU, untuk menjadi garda terdepan dalam membela dan menjaga NKRI dari serangan pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan.
Apalagi saat ini tak sedikit warga, terutama kalangan muda, mulai lepas dari ajaran agama yang dianut. "Kita harus bersaudara dengan umat seagama, dan juga dengan saudara-saudara kita yang bukan seagama," kata Khofifah.
Karena itu, sudah saatnya warga NU membentuk jejaring utamanya di area perguruan tinggi.
"Hal itu juga telah diperkuat dengan banyaknya perguruan tinggi yang didirikan oleh NU, ucap Ketum PP Muslimat NU ini.
"Hal itu juga telah diperkuat dengan banyaknya perguruan tinggi yang didirikan oleh NU, ucap Ketum PP Muslimat NU ini.