Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali mengalami erupsi, Kamis (4/4) sekitar pukul 01.31 WITA. Tercatat tinggi kolom abu 2.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Selain itu juga terlihat jarak lontaran batu atau lava pijar sejauh 2 kilometer.
"Jarak lontaran batu atau lava pijar terjauh sekitar 2 km," ucap Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy K Syahbana saat dikonfirmasi, Jumat (5/4).
Devy juga menjelaskan, data-data pengamatan multi-parameter Gunung Agung menunjukkan masih adanya potensi erupsi.
"Namun demikian, meskipun sudah beberapa kali erupsi, indikasi untuk terjadinya erupsi besar Gunung Agung belum teramati," imbuhnya.
Devy juga menjelaskan, kenapa sampai saat ini Gunung Agung terjadi erupsi karena masih ada suplai magma yang cukup kuat.
"Sampai sekarang terjadi erupsi di Gunung Agung, karena masih ada suplai magma ke permukaan yang cukup kuat untuk menghasilkan erupsi," ujarnya.
"Kapan usainya (erupsi Gunung Agung) tidak ada seorang pun yang tahu persis. Yang pasti nanti kalau fluida magma pergerakannya sudah lemah. Kalau melihat sejarah masa lampau, erupsi Gunung Agung memang umumnya berlangsung lama. Ya masyarakat perlu bersabar, nanti manfaat dari erupsi ini akan dirasakan lebih lama dari pada lama erupsinya," ujar Devy.
Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga), masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pengunjung agar tidak melakukan pendakian.