Kota Samarindra nyaris tak pernah diguyur hujan dalam sebulan terakhir. Hal ini mengakibatkan sejumlah sungai di Ibu Kota Kalimantan Timur itu surut. Dampak berikutnya adalah bahan baku air bersih berkurang sehingga 30 ribu pelanggan PDAM terancam tak bisa menikmati air bersih.
Sungai Mahakam, Sungai Karang Mumus dan Waduk Benanga menjadi salah satu sumber bahan baku air bersih ikut terdampak. Kondisi itu mengancam ketersediaan air baku di 2 lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bengkuring dan Gunung Lingai.
Pantauan merdeka.com, di SKM yang mengintari kawasan Gunung Lingai dan Bengkuring mulai terlihat kehitaman. Selain itu juga, kondisi Waduk Benanga juga mulai mengering di beberapa bagian.
"Iya kondisi SKM semakin surut, begitu juga waduk. Jadi itu bisa mengganggu ketersediaan air baku kedua IPA," kata Humas PDAM Tirta Kencana Samarinda, Lukman saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (7/3).
Lukman menjelaskan, surutnya debit SKM memang disebabkan hujan yang tidak kunjung turun hampir sebulan terakhir ini. Bahkan, di SKM saat ini kondisinya semakin keruh. "Dan juga sedikit berbau ya," ujar Lukman.
Dia mengingatkan, pelanggan PDAM harus mulai menghemat serta menampung cadangan air bersih mulai saat ini. "Karena kondisi sekarang, IPA Bengkuring dan IPA Gunung Lingai dalam kondisi siaga ya," tambah Lukman.
Ditanya terkait potensi intrusi air laut di Sungai Mahakam, yang bisa berakibat meningkatnya kadar klorida di Sungai Mahakam melebihi ambang batas 250 ppm (part per million), menurut Lukman sejauh ini masih kondisi aman.
"Kalau di Sungai Mahakam, potensi intrusi masih aman. Meski memang Sungai Mahakam juga sedang surut," demikian Lukman.