Jakarta - Olahraga saat sedang tidak enak badan selalu menghadirkan dilema bagi yang terbiasa rutin berolahraga. Berdiam diri saja kadang-kadang malah memicu stres, sedangkan sedikit berkeringat akan membuat badan lebih enakan.
Tetapi jika salah perhitungan, memaksakan diri untuk olahraga saat badan belum sehat betul hanya akan mengganggu proses pemulihan. Bukan tidak mungkin sakitnya jadi tidak sembuh-sembuh, atau malah jadi makin parah.
1. Lokasi sakit
Pedoman 'above the neck' atau 'neck rule' paling banyak dianut selama ini. Artinya jika gejala sakitnya terasa pada leher ke atas, seperti hidung meler dan sakit tenggorokan, umumnya tidak masalah untuk berolahraga ringan. Itu pun dengan catatan denyut jantungnya normal, tidak lebih tinggi dari biasanya.
2. Denyut jantung
Bagi yang terbiasa mengukur denyut jantung saat istirahat, maka perubahan yang terjadi selama sakit juga bisa jadi patokan. Denyut normal pada masing-masing orang berbeda-beda tergantung level kebugaran, tetapi bila masih relatif lebih tinggi dari biasanya maka sebaiknya istirahat total terlebih dahulu. Terlebih bila disertai demam.
3. Dengar suara tubuh
Bila merasakan kelelahan yang tidak normal dan napas terasa berat, sudah pasti itu tandanya tubuh belum benar-benar siap untuk beraktivitas fisik dengan normal. Memaksakan diri dalam kondisi seperti ini hanya akan membuatnya makin buruk.
4. Mulailah dengan sangat ringan
Kalaupun merasa sudah siap untuk kembali olahraga, pastikan untuk memulainya dengan intensitas yang sangat ringan. Selain ditandai dengan peningkatan denyut jantung yang minimal, intensitas ringan juga berarti masih memungkinkan untuk bicara dan bernyanyi saat olahraga.