Sejumlah kelompok masyarakat yang terdiri dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Institut Kapal Perempuan dan Migrant Care menggelar kegitan simulasi memilih untuk Pemilu 2019 di Gelanggang Olahraga (GOR) Bulungan,Jakarta Selatan.
Sekjen KPI, Sutriyatmi mengatakan, simulasi ini guna mempermudah dan memperlancar saat pemilihan berlangsung. Khususnya yakni para perempuan, ibu rumah tangga hingga penyandang disabilitas.
"Dari pengalaman kami di Pilkada dan Pilpres lalu itu memiliki beberapa hambatan. Perempuan butuh waktu lebih lama karena mereka butuh melihat lagi caleg yang dia dukung," kata Sutriyatmi, Sabtu (6/4).
Menurut dia, saat melakukan pencoblosan satu orang dapat membutuhkan waktu hingga 5 menit. Namun terdapat beberapa pemilih yang membutuhkan waktu yang lama akibat beberapa hambatan, seperti halnya bila pemilih tersebut penyandang disabilitas ataupun buta huruf atau tuna aksara.
"Tetapi simulasi ini untuk meningkatkan partisipasi mereka untuk tidak golput dan memilih keterwakilan politik perempuan," ucapnya.
Sementara itu, Sutriyatmi juga berencana ingin memberikan masukan juga kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa kendala saat Pemilu.
"Ada satu yang ingin kami sampaikan kepada KPU, karena mereka berkesulitan huruf dan angka tidak boleh didampingi, hanya disabilitas. Kami belum bisa mengecek seluruh TPS apakah ramah atau tidak untuk difabel," kata dia.