Buton - Kodam Hasanuddin mengatakan ada kendaraan salah satu prajurit TNI yang rusak saat terjadi bentrokan antarpemuda di Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra). Dia mengatakan prajurit tersebut sedang melintas kembali ke tempat kerjanya usai berlebaran di rumah orang tuanya.
Kapendam Hasanuddin, Kolonel Inf Maskun Nafik, menyebut saat itu Serka Laode Sarawa sedang melintas di Desa Gunung Jaya untuk menuju tempat kerjanya di Koramil 02, Pasar Wajo. Saat itu, menurut Maskun, mobil yang dikendarai Sarawa dilempari pihak yang diduga terlibat kerusuhan.
"Setelah dilempari, kendaraannya mengalami sejumlah kerusakan. Laode ini turun, kebetulan menggunakan seragam militer, mungkin warga ketakutan karena ada tentara yang jadi korban sehingga para pemuda itu melarikan diri," ujar Maskun, Sabtu (8/6/2019).
Dia mengatakan Sarawa langsung melaporkan kejadian itu ke Pos Polisi di Desa Kuraa. Setelah itu, dia bersama anggota Pos Polisi hendak kembali ke Desa Gunung Jaya.
Namun belum sampai di lokasi, mereka disebut melihat ada bentrokan antarwarga di desa itu. Maskun menyebut Sarawa dan petugas dari Pos Polisi tak jadi ke Desa Gunung Jaya.
Maskun menegaskan Sarawa tidak terlibat dalam kericuhan itu. Meski demikian, Sarawa sedang dimintai keterangan di Denpom Kendari terkait peristiwa yang dialaminya.
"Saat ini sedang dimintai keterangannya di Denpom Kendari, tapi sejauh ini belum ada bukti keterlibatan yang bersangkutan," tuturnya.
"Kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan anggota TNI, melainkan murni dari pemuda antarkedua desa tersebut," tegas Maskun.
Bentrok antarpemuda Desa Gunung Jaya dan Desa Sampoabalo itu terjadi pada Rabu (5/6). Sebanyak 87 rumah di Desa Gunung Jaya terbakar akibat peristiwa ini.
Dua orang meninggal dalam peristiwa itu, sementara korban luka delapan orang. Saat ini, polisi sudah menangkap 82 orang yang diduga terkait peristiwa itu.
Berdasarkan keterangan polisi, bentrok dua desa dipicu adanya konvoi motor saat malam takbiran yang dilakukan oleh pemuda dari Desa Sampoabalo. Saat melintas di Desa Gunung Jaya, mereka ditegur, namun tidak terima. Setelah itu, warga dari Desa Sampoabalo yang melintas di Desa Gunung Jaya terkena anak panah. Keesokan harinya, ratusan warga dari Desa Sampoabalo melakukan pembakaran.