
Rizal Susanto (19), pemuda warga Samboja di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dibekuk tim Satpolair Polres Kukar. Dia menyelundupkan solar subsidi ke perusahaan tambang batubara. Karena ulahnya, nelayan dibuat gigit jari tidak bisa melaut lantaran kelangkaan solar.
Rizal ditangkap Jumat (28/6) kemarin saat mengendarai truk bak terbuka yang bertutup terpal. Penangkapan Rizal menjawab keresahan nelayan yang sulit melaut karena kelangkaan solar.
"Awalnya memang masyarakat mengeluhkan kelangkaan solar. Gara-gara itu, mereka sulit melaut," kata Kasat Polair Polres Kutai Kartanegara, Iptu Novandi Arya Kharisma, dalam keterangannya, Sabtu (29/6).
Keluhan nelayan membuat Satpolair melakukan penyelidikan. Truk mencurigakan bernomor polisi KT 8556 BJ dihentikan personel Polair di jalanan.
"Kita temukan tandon di atas bak, yang ternyata isinya solar kurang lebih 1.000 liter," ujar Novandi.
"Tidak ada dokumen sah yang bisa dia (Rizal Susanto) tunjukkan untuk mengangkut solar sebanyak itu. Tidak usah berlama-lama, semua kita bawa ke markas (Satpolair di Anggana)," tambahnya.
Ditambahkan Kanit Satpolair Polres Kukar, Ipda Dartaya, Rizal mengaku mendapatkan solar dari SPBU di kawasan Teluk Pemedas. "Dia beli Rp 5.000 per liter dan dijualnya lagi Rp 7.000 per liter ke perusahaan tambang," kata Dartaya.
"Setiap bulannya dia bisa mengumpulkan 5 ton. Jadi, tiap pengiriman 5 ton solar subsidi itu dia dapatkan keuntungan. Ada kemungkinan keterlibatan SPBU," tambah Dartaya.
Rizal ditetapkan sebagai tersangka. Dia dijerat pasal 55 junto pasal 53 huruf b dan d junto pasal 23 (2) huruf b dan d UU Nomor 22/2001 tentang Migas.