Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali meningkat 17 persen. Peningkatan ini terjadi jelang Hari Nyepi yang jatuh pada Kamis (7/3) mendatang.
"Iya kalau kita bandingkan tahun lalu, dengan tahun sekarang itu ada tren meningkat 17 persen dari mancanegara," ucap Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra, saat dikonfirmasi, Senin (4/3).
Namun, untuk wisatawan domestik, Badra menyampaikan adanya penurunan. Hal itu akibat tiket pesawat mahal dan bagasi berbayar.
"Kalau untuk domestik karena harga tiket mahal banyak yang kurang ke Bali. Kita lihat kedatangan domestik di Bandara itu jauh turun. Bulan Januari-Februari jauh menurun, karena harga tiket mahal dan bagasi berbayar," ujarnya.
"Kalau domestik memang ada komponen biaya terkait avtur naik 30 persen, ground handling 20 persen, kemudian sewa pesawat lagi. Jadi banyak komponen yang naik. Tapi saya lihat wisatawan domestik lebih memilih melalui darat," jelas Badra.
Dikonfirmasi terpisah, I Ketut Ardana selaku Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel (ASITA) Bali membenarkan adanya peningkatan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Dewata.
"Yang jelas Nyepi itu menjadi daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan Wisman (Mancanegara) dan Wisnu (Wisatawan Nusantara). Hari Ngerupuk, saat dilangsungkan parade ogoh-ogoh sehari sebelum nyepi juga menjadi daya tarik yang luar biasa," ujarnya.
Namun menurut I Ketut Ardana, yang saat ini menjadi masalah adalah isu terkait mahalnya harga tiket.
"Tidak hanya full service airlines tapi juga LCC. Sebelumnya masyarakat sangat mudah dan nyaman bepergian karena terbantu oleh harga tiket pesawat yang sangat terjangkau. Sedangkan sekarang dirasakan kemahalan," ujarnya.