Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS) berlangsung masif di sekolah-sekolah usai diresmikan Presiden Joko Widodo (18/2) lalu. Pihaknya bekerja sama dengan Kemendikbud dan BNPB untuk membuat pedomen operasionalnya.
"Tagana Masuk Sekolah siap menjadi gerakan nasional. Kami siapkan pedoman operasional, jaringan kerja sama dengan Kemendikbud dan BNPB, serta melibatkan organisasi kemanusian peduli bencana. Sesuai arahan Bapak Presiden agar gerakan ini betul-betul menciptakan masyarakat yang tanggap bencana," kata Agus melalui keterangan persnya, Minggu (3/3).
Agus menyebut program TMS telah dimulai di sejumlah provinsi, kabupaten dan kota. Di antaranya Belitung Timur Bangka Belitung, Sumedang dan Tasikmalaya Jawa Barat, Ponorogo dan Tuban Jawa Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, Kepulauan Talaud Sulawesi Utara, Kabupaten Bantul DIY.
"Kepada rekan-rekan Tagana di seluruh pelosok nusantara, pemerintah menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan pengabdian dalam mendorong kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. Juga kepada pemprov, kota maupun kabupaten yang membantu memfasilitasi kegiatan ini," ujar Agus.
Saat ini, menurut Agus, peserta TMS bervariasi di setiap sekolah antara 100 hingga 400 orang per titik. Materi yang diberikan beragam dengan materi dasar upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Dia mencontohkan, di Kabupaten Sleman, Tagana melakukan sosialisasi PRB, Logistik dan Shelter. Acara yang berlangsung di Bumi Perkemahan Agro Merapi Kabupaten Sleman ini disambut antusiasi peserta. Di Sumedang, TMS diikuti pelajar SMP dengan materi Pengenalan Bencana dan potensinya di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Peserta juga diajarkan tentang evakuasi sederhana dan mandiri yang bisa dilakukan peserta bila terjadi bencana, baik perorangan maupun kelompok.
Di Tasikmalaya, Jawa Barat, selain memberikan materi dasar pertolongan kepada peserta, TMS juga menyusun peta jalan dan rambu evakuasi, serta rencana pembentukan tim kebencanaan di sekolah. Sementara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Tagana mengajarkan tentang potensi kebencanaan di wilayah Kalimantan, Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi dan Angin Puting Beliung, serta simulasi jika terjadi bencana.
"Targetnya adalah peserta mempunyai pengetahuan tentang bencana, potensi dan upaya pengurangan risiko bencana pada tingkatan yang paling sederhana sehingga mereka mampu menyelamatkan diri sendiri dan evakuasi sederhana bila terjadi bencana," ungkapnya.
Salah seorang anggota Tagana Jawa Barat Dedy Turjana mengatakan TMS di Tasikmalaya mendapat sambutan yang sangat positif dari pihak sekolah dan peserta.
"Pihak sekolah bahkan berharap agar kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala dan Tagana dapat membantu terbentuknya Tim Rescue dari para pelajar," terangnya.