Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno menggagas libur sekolah sebulan penuh selama bulan Ramadan. Kebijakan itu akan diterapkan jika Sandiaga dipercaya memimpin negeri ini.
"Kami sudah menggodog rencana tersebut. Libur satu bulan selama Ramadan ini bukan hal baru. Selama Gus Dur juga sudah dilakukan," kata Sandiaga usai bertemu Kiai, Habaib dan Masayikh di Kota Malang, Senin (18/3) malam.
Sandiaga mengungkapkan tujuan diliburkan kegiatan sekolah selama Ramadan agar anak-anak dapat mengisi kegiatan yang bersifat mengasah akhlaqul karimah di antaranya mengikuti pesantren kilat. Lewat pesantren kilat siswa muslim diharapkannya dapat mengasah budi pekerti atau aklaqul karimah.
"Akan digunakan siswa pemeluk agama Islam untuk mengasah budi pekerti, akhlaqul karimah. Mungkin ikut pesantren kilat, memastikan kebhinekaan, toleransi terus dijaga dalam bingkai Pancasila dan UUD 1945," kata Sandiaga.
Sementara itu, kata Sandiaga, bagi siswa nonmuslim juga bisa mengisi kegiatan-kegiatan serupa sesuai agama dan kepercayaannya selama sebulan libur. Menurut dia, kegiatan itu akan mendorong dan mendukung peningkatan pendidikan karakter para siswa.
"Sementara (siswa) yang beragama lain juga memiliki program yang sama sesuai dengan agama dan kepercayaannya," kata Sandiaga.
Sandiaga juga menjelaskan program menghapus Ujian Nasional (UN) yang digagasnya karena dirasa kurikulum sekarang masih banyak membebani siswa. Dia akan menggantinya dengan penelurusan minat dan bakat yang mengarah pada ekonomi industri 4.0.
"Kita ingin menghadirkan keadilan, karena kualitas pendidikan di Indonesia dari berbagai wilayah belum memiliki standar yang sama. Kualitasnya sangat berbeda-beda, justru menghadirkan rasa keadilan sehingga tidak kita jadikan UN sebagai standar kelulusan," ujar dia.
Program-program tersebut sebagai sebuah ikhtiar untuk perbaikan bangsa. Sandi melihat sesuatu yang lebih besar harus dihadapi siswa Indonesia ke depan dalam persaingan yang lebih luas.
"Harus digarisbawahi bahwa Pilpres bukan tentang Prabowo-Sandi. Ini tentang rakyat Indonesia, membawa rakyat Indonesia ke mana. Kami menyajikan, membawa Indonesia adil dan makmur, sistem pendidikan yang tuntas dan berkualitas. Itu konsep kita," katanya.
Di tempat yang sama, dia juga mengulas permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat. Ia juga menyampaikan rumitnya kartu yang masih memberatkan masyarakat.
"Kita tidak ingin memberatkan masyarakat dengan tambahan-tambahan kartu-kartu baru. Kita justru ingin meringankan beban masyarakat. Cukup satu kartu untuk semua layanan sosial yang diberikan pemerintah," katanya.
Sandiaga mengajak mengunakan e-KTP yang sudah mumpuni untuk pelayanan kebutuhan sosial dari pendidikan dan kesehatan. Karena justru sebuah beban baru untuk memproduksi kartu-kartu tersebut.
"Kita tidak ingin membebani negara, negara sudah banyak sekali utangnya. Anak yang baru lahir sudah punya utang hampir Rp 189 juta. Jumlah hutang sudah terlalu banyak di Indonesia," katanya.
Sandi juga berjanji akan menyejahterakan para guru, khususnya guru honorer yang belum mendapatkan keadilan dan tenaga medis. Program BPJS yang belum beres siap dituntaskan nantinya.
Begitupun pupuk untuk petani akan didistribusi dengan lancar. Bibit dan obat-obatan akan lebih murah dan setop impor saat musim panen.
"Insyaallah pelayanan BPJS akan lebih prima, program bagus akan kita teruskan, program yang tidak baik akan kita ganti dan perbaiki."
Sebelumnya, Sandiaga menyatakan, gagasan libur selama sebulan penuh tercetus dari pengalaman belajarnya di Al Azhar semasa kecil. Dia merasakan dampak lain dari pendalaman ilmu agama selama sebulan penuh, melalui pesantren kilat.
"Nah, tentunya ini merupakan satu terobosan agar satu bulan ini bisa digunakan para siswa untuk mungkin mengikuti pesantren kilat, menggunakan kesempatan ini juga menghabiskan waktu bersama keluarga," ucap Sandiaga pada debat Cawapres, semalam di Hotel Sultan Jakarta.