10 ruang kelas bangunan SMPN 22 kota Pontianak, Kalimantan Barat, mendadak ambruk Jumat (26/4) siang. Beruntung tidak ada korban dari peristiwa itu, lantaran siswa sudah pulang saat sekolah ambruk. Sebelum kejadian, siswa SMPN 22 sudah pulang dari kegiatan belajar mengajar di sekolah sekitar pukul 10.35 WIB.
Atas kejadian itu, Pemkot Pontianak berencana mengevaluasi konstruksi bangunan sekolah di Pontianak. Bangunan SMPN 22 itu diketahui sudah berusia sekitar 13 tahun yang sebelumnya dipakai SMKN 2. Selain untuk SMPN 22, bangunan yang memilili 20 ruang belajar itu juga digunakan siswa SDN 015 Pontianak.
"Informasi yang saya dapat dari guru, mereka melihat bangunan sekolah ambruk. Bersyukur, kegiatan belajar mengajar memang sudah selesai jelang tengah hari tadi. Jadi memang tidak ada kegiatan belajar mengajar saat kejadian," kata Kepala SMPN 22 Pontianak Santoso kepada wartawan di Pontianak, Jumat (26/4).
Keterangan lain diperoleh dari tenaga pengajar, bangunan itu digunakan siswa SMPN 22 sekitar tahun 2007 lalu. Pihak sekolah tak mengetahui penyebab ambruknya 10 ruang kelas.
"Tiga belas tahun kami pakai gedung sekolah ini. Jadi kami pun tidak tahu sebabnya ambruk ini. Untuk sementara, anak-anak kelas VII dan kelas VIII dipindahkan belajar mengajarnya ke SMP 6," kata salah seorang guru SMPN 22, Sugeng Triono.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono langsung mengecek kondisi ruang belajar yang ambruk itu.
"Ini kan tidak ada korban, dan seluruh siswa SMP 22 kita pindahkan ke SMP 6. Untuk murid SDN 15 juga ditempatkan sementara di SD sekitar. Kita akan bentuk tim ahli gedung, cek ulang semua bangunan sekolah, setelah kita llakukan kajian. Gedung (SMPN 22) ini kan berkonstruksi kayu. Apakah penyebabnya dimakan rayap? Saya khawatir juga dan akan cek segera," tandas Rusdi.