Ratusan kelompok pemuda yang diduga mengganggu ketertiban umum saat peringatan hari buruh sudah didominasi pelajar SMP dan SMA. Meski demikian, mereka harus bertanggungjawab dan menerima konsekuensi akibat tindakannya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku, sudah menerima informasi bahwa sebagian besar dari peserta aksi sudah diamankan pihak ke polisian. Semua pihak harus menyadari bahwa sesuatu hal yang melawan hukum ada sanksi yang harus diterima.
"Kami sangat menyesalkan dan menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Dari klasifikasinya ternyata masih ada yang pelajar SMA SMP, yang menurut pandangan saya mungkin hanya ikut-ikutan," katanya di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (2/5).
"Tapi pada saat dia melanggar, risiko menjadi sebuah konsekuensi, termasuk yang masih pelajar, berarti orang tuanya yang terkena getahnya. Selain dihukum, orangtuanya dipermalukan," lanjutnya
Baginya, hal Ini harus menjadi pelajaran bahwa kebebasan berpendapat itu ada tata caranya. Selama tidak menyalahi aturan dan mengganggu ketertiban umum, maka tidak akan ada masalah.
Pria yang akrab disapa Emil ini meminta pihak kepolisian mengklasifikasi sekolah dari para pelajar yang diamankan. Pihak orang tua pun diimbau untuk lebih melakukan penekanan di zona pendidikan dalam keluarga.
Peristiwa ini dianggap sebagai salah satu efek masifnya informasi. Fenomena yang ada di luar negeri mereka tiru meski tidak ada relevansinya dengan budaya maupun sistem politik di Indonesia.
Ia mencontohkan negara Spanyol yang memang di era kepemimpinan Francisco Franco dinilai sebagai diktator fasis. Sementara di Indonesia, para pemimpin dipilih oleh masyarakat lewat pesta demokrasi.
"Sehingga tidak menemukan relevansinya, makanya saya bilang kebanyakan hanya ikut-ikutan saja. Yang penting hari ini bukan soal apa yang disampaikannya tapi cara menyampaikannya yang perlu kita edukasi dulu," pungkasnya.
Sebelumnya, Peringatan hari buruh di Kota Bandung diwarnai aksi ratusan pemuda turun ke jalan. Pihak kepolisian mengamankan mereka karena dianggap mengganggu ketertiban umum dengan melakukan aksi vandalisme di sejumlah fasilitas umum.
Dari pantauan, salah satu aksi vandalisme terlihat di tembok SLB C Plus, Jalan Singa Perbangsa, Kota Bandung. Tulisan menggunakan cat semprot 'Kapitalisme Jahat', ' Polisi ACAB (All Cops are Bastrad)' tertera di tembok.
Khawatir aksinya semakin meresahkan, polisi membubarkan massa sekaligus mengamankan ratusan pemuda ke Mapolrestabes Bandung. Pasalnya, sempat terjadi kericuhan antar kedua belah pihak. Setelah dikumpulkan, mereka digunduli, didata serta dimintai keterangan terkait motifnya.
Dari data yang berhasil dihimpun, pemuda yang diamankan diduga terlibat dalam aksi tersebut berjumlah 619 orang. Dari jumlah itu, yang masuk kategori dewasa 326 orang, dibawah umur 293 orang. Ada 14 oran wanita yang empat di antaranya di bawah umur.