Purbalingga - Sumanto pernah membuat geger karena kasusnya memakan daging manusia pada 2003 silam. Bagaimana kabarnya kini yang dirawat di Pondok Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba Purbalingga?
"Sumanto kadang-kadang puasa, tapi tidak berkewajiban, karena jenun majnun (orang gila). Lebih banyaknya Sumanto ikut pengajian saya terus menerus," kata pengasuh Pondok Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba Mustajab, Supono Mustajab, Selasa (14/5/2019).
Dia menjelaskan orang gila memang tidak berkewajiban berpuasa. "Makanya saya minta jangan puasa karena sedang diobati di sini, makan ya biasa makan, itu kan orang sakit dia, ada yang berpuasa. Tapi saya sarankan jangan sampai selesai karena sedang berobat, nanti kalau ada efek sampingnya kan repot. Mereka yang gila-gila itu kan tetap harus berobat, nanti kalau ngamuk bagaimana," jelasnya.
Dia menjelaskan, selama bulan Ramadhan ini Sumanto akan mendampingi dirinya untuk menghadiri acara-acara pengajian di berbagai kota seperti Pekalongan, Pemalang, Tegal.
"Nanti Syawal juga ikut, ada 24 tempat dari hari kedua lebaran, di
Pekalongan, Tegal, Pemalang, pengajian, semua mintanya ada Sumanto, dia
ikut saya karena dia bintang tamunya, dia mendampingi saya terus. Jadi
banyak yang ingin ketemu orang makan orang, malah yang ingin ketemu
kiainya sedikit," canda Supono.
Meskipun demikian, Sumanto yang sudah tinggal di pondok tersebut selama
hampir 18 tahun itu selalu berkeinginan untuk kembali ke rumahnya dan
hidup bersama kedua orangtuanya. Bahkan pada lebaran mendatang, Sumanto
sempat menuturkan ingin memberikan pakaian dan uang untuk kedua orang
tuanya.
"Di sini sudah 18 tahun, sudah dianggap kayak rumahnya sendiri, lah wong dikembalikan 5 kali menolak semua (warga sekitar). Katanya nanti kalau mau lebaran mau pulang mau nyantunin kasih uang sama bapak ibu, terus kasih pakaian, dia ngomong sendiri," ucapnya.
|