Keberadaan money changer alias penukaran mata uang asing di Bali banyak menjadi sasaran kelompok perampok asal Rusia. Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menuturkan, perampok Rusia yang beraksi di Bali bagian dari kelompok organisasi kejahatan transnasional.
"Kan kita sudah ungkap, ternyata yang menyerang itu adalah organisasi crime. Mereka juga banyak pidananya kaitan dengan money changer dan sebagainya, kaitan juga dengan kasus-kasus perampokan. Saya juga salut kepada kerja anak buah saya sehingga kita bisa mengungkap," kata Petrus di Nusa Dua Badung, Bali, Kamis (27/6).
Dalam aksinya, kelompok perampok asal Rusia tersebut cukup rapi. Hingga kini polisi masih memburu anggota kelompok kejahatan tersebut yang masih bersembunyi di Bali.
"Itu yang juga disebut dengan transnasional karena sudah ada persiapan ada juga sebagian yang masih dicari," ujarnya.
Sebagai langkah selanjutnya, Polda Bali membentuk personel yang khusus menangani kelompok kejahatan lintas negara. Dia juga menginstruksikan anggotanya agar selalu waspada.
"Ke depannya para personel akan lebih hati-hati karena kejadian ini bukan hanya di Indonesia. Di negara lain juga bisa terjadi seperti ini kalau kita lengah dan sebagainya. Tetapi minimal saya bangga dengan anggota saya kita bisa (mengungkap)," ujarnya.
Seperti yang diberitakan, para komplotan perampok asal Rusia berhasil merampas senjata serbu SS1 milik anggota Brimob pada bulan Agustus tahun 2017 di TKP Ayana Resor and Spa, Jalan Karang Mas Jimbaran Kuta Selatan, Badung, Bali.
Kemudian, para komplotan tersebut berhasil disergap polisi setelah beraksi di money changer Jalan Pratama nomor 36 XY, Banjar Terora, Kelurahan Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Selasa (19/3) lalu pukul 00.30 WITA.
Tujuh pelaku berhasil menggasak uang ratusan juta. Para pelaku yang sudah ditangkap adalah Georgii Zhukov, Robert Haupt, Naira K dan satu tewas Alexei Korotkikh yang saat itu melawan sehingga ditembak mati. Sedangkan sejumlah pelaku berhasil kabur.