
Nasrullah (35), pecatan Polri di Samarinda dengan pangkat terakhir Briptu menjadi residivis kasus pencurian sepeda motor. Dia yang baru keluar penjara tanggal 5 Juni 2019 lalu, kembali masuk bui lantaran ketahuan menjual sepeda motor curian melalui media sosial. Selain itu saat penangkapan, polisi juga menyita senjata tajam dan 0,6 gram sabu.
Nasrullah dibekuk hari Rabu (26/6) sekira pukul 22.30 WITA, setelah polisi menyamar sebagai pembeli motor. Saat penawaran, Nasrullah tidak bisa menunjukkan dokumen kepemilikan kendaraan.
"Kita lidik, kita pancing, akhirnya kita dapatkan motor N-Max. Waktu kita geledah motornya, kita dapatkan juga sajam dan sabu," kata Kapolsek Samarinda Kota Kompol Nur Kholis kepada merdeka.com, Kamis (27/6).
Kholis menerangkan, saat dilakukan penangkapan, Nasrullah sempat mengeluarkan badik dari balik bajunya. "Iya, ada upaya perlawanan, dan melukai anggota saya. Dia (Nasrullah) hampir menusuk anggota saya pakai badik," ujar Kholis.
Nasrullah diketahui pernah bertugas di Polresta Samarinda. Dia dipecat tahun 2011. "Dia residivis, dan baru bebas tanggal 5 Juni kemarin setelah menjalani hukuman terkait kasus curanmor di wilayah Kabupaten Kukar," sebut Kholis.
"Sekarang ini ada banyak pasal yang diterapkan. Terkait sabu dengan Undang-Undang Narkotika, soal sajam dengan Undang-Undang Darurat. Soal curanmor, kita koordinasi Polsek Samarinda Seberang karena motor yang hilang ini dilaporkan di Polsek Seberang," tambah Kholis.
Saat ditanya, Nasrullah mengaku mencuri sepeda motor lantaran faktor ekonomi. "Saya kemarin dipenjara 1 tahun 6 bulan. Begitu (mencuri motor) untuk kebutuhan ekonomi saja," aku Nasrullah.
Selain itu, polisi juga memastikan Nasrullah positif narkoba setelah dilakukan tes urine.