
Puluhan hektare sawah yang berada di Kampung Sukaruji, Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya mengalami kekeringan parah. Akibat kekeringan tersebut sejumlah sawah retak akibat tidak mendapatkan pasokan air dan padi-padinya pun mulai ikut mengering.
"Kekeringan sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Dan kemungkinan kalau tidak ada hujan beberapa hari kedepan dipastikan gagal panen. Kalau ada hujan seminggu sih bisa saja kita masih bisa panen," kata Iyan (42) salah seorang petani di Kampung Sukaruji.
Menurut Iyan, kekeringan yang terjadi di tahun ini lebih parah dibanding sebelumnya karena kondisinya sampai retak. Padahal menurutnya padi yang sudah ditanam sudah berusia dua bulan dan hanya tinggal menunggu satu bulan lebih lagi untuk bisa dipanen.
Jika diuangkan, kerugian petani dari setiap petaknya mencapai Rp 2 juta yang dihitung dari bibit, pupuk, menis, hingga perawatan. "Agar tidak terlalu rugi saya menjual padi yang masih hijau untuk pakan ternak. Tapi harganya jauh sekali untuk ke untung karena yang belinya juga saudara, jadi ya seikhlasnya saja," ucapnya.
Petani lainnya, Aang Yusuf Munawar (43) menyebut setidaknya terdapat 30 hektare lahan sawah di desanya mengalami kekeringan. Dari jumlah tersebut 85 persen lahan tersebut dipastikan mengalami gagal panen akibat kekeringan.
"Di sini sawahnya memang tadah hujan, jadi kalau hujan tidak turun dalam jangka waktu yang lama kemungkinan besar kekeringan. Agar tidak kekeringan sebetulnya bisa menyedot air, tapi biayanya sangat tinggi dan belum tentu hasil yang dijual bisa menutupi operasional itu. Bisa saja malah meninggalkan hutang kemudian. Jadi ya ga ada petani yang melakukan itu disini," jelasnya.
Aang menyebut bahwa para petani sudah mengetahui prediksi musim kemarau dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Namun mereka tetap mencoba menanam dengan harapan masih bisa panen karena jika lahan dibiarkan tidak tahu akan digunakan apa. "Tapi ternyata begini, ya bagaimana lagi," ucapnya.
Sementara itu Kepala Desa Sukaraja, Andi Lala M Afandi menyebut pihaknya sudah menerima laporan kekeringan dari masyarakat. Dan selain kekeringan, pihaknya juga menerima keluhan banyaknya tikus yang mengganggu sawah.
"Kami belum berkoordinasi dengan dinas terkait, namun semoga saja para petani di desa kami bisa mendapat bantuan. Namun sebetulnya kita sudah berusaha mengantisipasi kekeringan ini dengan memperbaiki saluran irigasi untuk lahan pertanian. Namun karena rata-rata sawah di sini tadah hujan ya begitulah, kita berharap ada bantuan lain untuk pembuatan bendungan," katanya.