Densus 88 Antiteror menembak mati seorang terduga teroris berinisial SHS di Kampung Cibungur, Batujajar, Bandung Barat, saat penangkapan hari ini. Saat operasi berlangsung, dia berupaya melawan dan menikam tiga anggota Densus.
"Terluka akibat sajam yang sengaja sudah dipersiapkan pelaku terorisme pada saat dilakukan upaya paksa penangkapan. Para pelaku tersebut karena sudah terpapar paham radikal, maka melakukan tindakan perlawanan terhadap aparat keamanan," tutur Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (4/4).
Tiga anggota Densus 88 itu masing-masing menderita luka tusuk di perut kanan, perut kiri, paha kanan, dan paha kiri. Mereka telah dilarikan ke rumah sakit yang ada di Bandung.
SHS sendiri merupakan anggota dari terduga teroris jaringan JAD berinisial A yang diamankan di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu 3 April 2019 malam. Dia pura-pura menyerah saat penangkapan dan melakukan penyerangan saat petugas lengah.
"Jadi kita mengedepankan langkah-langkah persuasif terlebih dahulu, tanpa istilahnya mengedepankan langkah represif. Kita persuasif, para tersangka ini baik, tau-tau melihat kesempatan melawan, dia melakukan perlawanan," jelas dia.
Anggota Densus 88 kemudian melepas tembakan ke pelaku. Meski begitu, Dedi enggan merinci detail operasi penangkapan tersebut termasuk jumlah terduga teroris yang telah diamankan.
"Kepada pelaku dilakukan dengan terpaksa ya melumpuhkan," kata Dedi.
Sebelumnya, Seorang pria terduga teroris berinisial SHS (44) ditangkap Densus 88 bersama Satgas Antiteror di Kampung Cibungur RT 02 RW 11, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (4/4). Pihak keluarga mengaku tidak mengetahui penyebab SHS ditangkap.
Dalam insiden itu, diketahui tiga polisi mengalami luka sayatan pisau karena SHS melakukan perlawanan. Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit Dustira, Kota Cimahi, sementara SHS berhasil ditangkap dan dibawa menggunakan mobil bersama istrinya, berinisial S.
Ketua RT setempat, Dedi Kusnadi mengisahkan bahwa penangkapan SHS terjadi pagi hari. Namun ia tidak mengetahui kasus yang menimpa salah satu warganya itu. "Iya benar ada penangkapan, tapi enggak tahu soal apa," katanya kepada wartawan.
Di tempat yang sama, tetangga SHS bernama Daryati (57) sempat mendengar suara warga ribut di sertai takbir. Ia kira keributan sesama warga, namun setelah dicek, ternyata SHS diamankan oleh polisi dan sempat ada insiden perlawanan.
"Saya lihat ada polisi terluka. Lalu saya lihat dia (SHS) dibawa ke mobil sambil kepalanya ditutup kain hitam," katanya.
Sementara itu, pihak keluarga belum mendapat penjelasan dari polisi terkait penangkapan SHS. Pasalnya selama ini SHS tidak pernah menampakan gerak gerik yang mencurigakan.
"Kami sebetulnya kaget mendengar ia ditangkap, bingung kenapa, sekarang kami tunggu penjelasan mengapa dia ditangkap polisi," ujar salah seorang anggota keluarga, Yuli.
"Keluarga takutnya dia melakukan kriminal. Secara hubungan kekeluargaan enggak ada masalah, baik. Semoga diberikan kemudahan kalau memang ada kesalahan, keluarga memasrahkan ke pihak Kepolisian," pungkasnya.