Jakarta - Polri telah mengungkap jejaring perusuh 22 Mei yang berencana membunuh 4 pejabat nasional dan juga Yunarto Wijaya. Habil Marati dan Kivlan Zen berada di bagan paling atas. Namun Istana menyatakan, dalang dari sindikat ini belum diungkap.
Habil Marati ke Kivlan
Dalam paparan di kantor Kemenkopolhukam, pada Selasa (11/6/2019), kemarin, Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menyatakan asal dana untuk membiayai rencana pembunuhan ini dikucurkan oleh politikus PPP Habil Marati.
Kivlan ke Iwan Lalu ke Tajudin
Habil Marati memberikan uang SGD 15.000 ke Kivlan Zen. Oleh Kivlan uang tersebut diteruskan ke H Kurniawan alias Iwan. Iwan kemudian membelanjakan sebagian uang tersebut untuk membeli dua senpi laras panjang dan senpi laras pendek yang didapatkan dari Adnil dan Asmaizulfi.
Namun Iwan tak mau melakukan eksekusi oleh dirinya sendiri. Dengan uang total Rp 45 juta, Iwan meminta Tajudin alias Udin untuk membunuh Menkopolhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, dan staf khusus presiden bidang keamanan Gories Mere.
Kivlan ke Azwarmi lalu ke Irfansyah-Yusuf
Di sisi lain, Kivlan juga mengontak Azwarmi alias Armi untuk melakukan perencanaan pembunuhan terhadap Yunarto Wijaya. Armi diminta untuk mencari eksekutor yang bisa mengeksekusi permintaan tersebut.
Armi kemudian mengontak Irfansyah dan Yusuf untuk melaksanakan tugas itu. Bermodal uang Rp 5 juta dari Kivlan yang diteruskan oleh Armi, keduanya sempat melakukan survei di rumah Yunarto pada April 2019 sebanyak dua kali.
Istana Pastikan Dalang Belum Diungkap
Namun pengembangan kasus ini tampaknya belum selesai di Habil Marati maupun Kivlan Zen. Polisi masih menelusuri aliran uang dan pola komunikasi Habil Marati.
"Dari beliau, kita amankan satu unit handphone dan juga buku tabungan dan rekening koran yang sedang kita dalami," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2019).
Asep menuturkan polisi masih memeriksa Habil Marati saat ini. Polisi juga mendalami siapa saja yang terlibat pendanaan pengadaan senjata tajam ilegal selain Habil Marati.
"(Orang-orang yang terlibat dalam pendanaan) itu sedang didalami. Sekali lagi, apa yang sudah disampaikan adalah indikasi penyedia dana. Untuk itu, saat ini masih dilakukan pemeriksaan," ujar Asep.
Istana memberikan penjelasan yang lebih 'maju'. Kepala Staf Kepresidenan menyatakan dalang dari rangkaian rencana pembunuhan para tokoh nasional ini masih belum diungkap.
"Ini masih proses, hanya memakan waktu. Yang kemarin yang dikenalin lebih dalam adalah bagaimana asal-usul senjata. Selanjutnya nanti akan maju lagi siapa sih sesungguhnya yang berada di balik ini semuanya. Jadi kemarin belum sampai ke dalang kerusuhannya, kemarin lebih mengungkap asal-usul senjata dan mau dipakai apa senjata itu," jelas Moeldoko di gedung Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari ini.
Keterangan para tersangka yang juga sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) di antaranya H Kurniawan alias Iwan, Tajudin, dan Irfansyah. Tersangka H Kurniawan alias Iwan, Tajudin, dan Irfansyah dalam proses penyidikan diduga punya keterkaitan dengan Kivlan Zen (KZ), juga satu orang tersangka lainnya, yakni Habil Marati (HM).
Moeldoko menyebutkan masih ada kemungkinan keterlibatan pihak selain Kivlan Zen. "Ya bisa ada, bisa bagaimana nanti hasil investigasi berikutnya," ujarnya.