Yukkumpul-2 -
238 Warga negara Indonesia (WNI) sudah dievakuasi dari Wuhan Provinsi Hubei, China ke Natuna, Kepulauan Riau. Proses evakuasi ini menuai protes dari warga hingga pemerintah kabupaten Natuna.
WNI tersebut akan diobservasi selama 14 hari di Natuna. Sejak kemarin, warga menggelar protes dengan melakukan aksi unjuk rasa menolak kedatangan WNI tersebut. Mereka menolak wilayahnya dijadikan tempat observasi.
"Kami khawatir virus Corona masuk. Kalau memang (mereka) harus diisolasi, dikarantina, harus jauh dari tempat penduduk. Virus Corona itu bisa melayang ke mana-mana," sambungnya.
Tak hanya warga, Wakil Bupati Natina Ngesti Yuni Suprapti juga menolak keras langkah pemerintah tersebut. Ngesti khawatir virus Corona akan terbawa bersama WNI yang dievakuasi tersebut.
"Kami menolak, masyarakat menolak. Natuna mau dijadikan apa? Kenapa di Natuna dijadikan tempat evakuasi WNI dari Wuhan," ujar Wabup Ngesti saat dihubungi, Sabtu (1/2/2020).
Wabup Ngesti mempertanyakan tidak adanya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Kabar soal Natuna dijadikan tempat transit pun disebut Ngesti tanpa alasan yang jelas.
Sedangkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan Natuna menjadi tempat observasi WNI dari Wuhan yang dievakuasi karena merebaknya virus Corona.
Protes juga terjadi pada hari ini, jelang kedatangan 234 WNI yang diangkut menggunakan pesawat Batik Air. Warga kali ini berdemo di dekat wilayah observasi. Warga bahkan sempat membakar ban.
"Informasinya yang saya terima demikian (bakar ban)," kata Kabid Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri) Kombes Harry Goldenhardt saat dimintai konfirmasi, Minggu (2/2/2020).
Harry menyebut personel TNI dan Polri yang berjaga di lokasi tengah melakukan dialog dengan warga yang berunjuk rasa. Situasi di lokasi menurutnya sudah berangsur kondusif.
"Ya itu kan dinamika yang terjadi di sana. Seluruh pemangku kepentingan di sana, TNI-Polri sedang membangun dialog dengan warga masyarakat di sana," ujarnya.
Sementara itu, pemerintah menjamin WNI yang dievakuasi dari Wuhan dalam kondisi sehat.
Sekretaris Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Achmad Yurianto mengatakan, sebelum diangkut menggunakan pesawat Batik Air ke Indonesia, ratusan WNI tersebut sudah diperiksa oleh pemerintah China, dan dinyatakan sehat.
"Yang pasti mereka itu orang sehat. Itu langsung kita cek. Pemerintah China sudah cek dan kita cek ulang, mereka orang sehat," ujar Achmad hari ini.
Dia mengatakan, meski dikatakan sehat, observasi atau inkubasi tetap harus dilakukan untuk memastikan selama 14 hari WNI tersebut tidak menunjukkan gejala-gejala sakit.
"Untuk memastikan dalam satu siklus inkubasi, yang kita kenal itu adalah 14 hari, mereka tidak menjadi sakit. Artinya tidak jadi sakit betul-betul clear, dan mereka tersertifikasi tidak membawa penyakit," tambahnya.
Pemerintah akan menentukan langkah selanjutnya bila masa inkubasi sudah selesai.
"Kalau yang sehat kita suruh pulang, yang sakit kita bawa ke rumah sakit," ujarnya.
WNI ini akan diobservasi di Hanggar Lanud Raden Sadjad di Natuna, Kepulauan Riau. dr Achmad mengatakan, mereka disediakan tempat tidur yang berhadap-hadapan di dalam kemah besar.
No comments:
Post a Comment