Pamuji Ruswandi (46), anggota KPPS TPS 70 Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo meninggal dunia, Sabtu pekan lalu. Pamuji diduga kelelahan setelah bertugas sebagai keamanan selama proses pencoblosan.
Istri Pamuji, Hartini (33) mengaku suaminya mendadak terkena serangan jantung usai mandi. Padahal sebelumnya, Pamuji tidak pernah mempunyai riwayat penyakit mematikan itu. Ditemui wartawan, Selasa (23/4), Hartini menceritakan perihal penyebab kematian suaminya.
"Suami saya meninggal dunia, hari Sabtu (20/4) lalu pukul 23.30 WIB. Kata dokter, terkena jantung," ujar Hartini, sambil meneteskan air mata.
Sebelum meninggal, suaminya berpamitan untuk menghadiri acara tasyakuran atas suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2019 di kampung. Sekitar pukul 10.00 WIB, Pamuji yang tiba di rumah mengeluh kepanasan.
Untuk menghilangkan rasa panas tersebut, Pamuji kemudian pergi ke kamar mandi umum yang lokasinya berjarak sekitar 20 meter dari rumah.
Namun saat akan kembali ke rumah, Pamuji terjatuh dan mengalami luka-luka.
Namun saat akan kembali ke rumah, Pamuji terjatuh dan mengalami luka-luka.
"Dengan dibantu warga, dengan taksi suami saya dibawa ke RS Brayat Minulya Solo," terangnya.
Namun saat dalam perjalanan wajah Pamuji sudah membiru dan badan kaku. Setelah dicek di rumah sakit ternyata warga Kampung Cengklik RT 01 RW 019, Kelurahan Nusukan itu sudah tak bernyawa. Pamuji meninggal dunia karena sakit jantung.
"Suami saya sudah meninggal, saya kehilangan tulang punggung keluarga. Sehari-hari suami saya bekerja sebagai petugas keamanan di pos kamling kampung," keluhnya.
Hartini menambahkan, selama 3 hari setelah Pemilu 17 April, suaminya tidak beristirahat.
"Mungkin saja kemarin (Sabtu) puncak rasa capek bagi suami setelah selama 24 jam jaga TPS dan tidak tidur selama tiga hari," ucap dia.